Skip to main content

SKY CASTLE (Review Drama Korea)

Beberapa hari ini hati merasa sedih resah karna berita hangat yang lagi banyak diperbincangkan kasus kekerasan yang dilakukan sekelompok remaja perempuan kepada seorang remaja lain. Ironi ya moms... kasus ini sempat berujung damai dikarenakan salah satu dari para pelaku anak dari seseorang yang punya pengaruh besar di Pontianak. Lagi-lagi keresahanku makin menjadi karna sampai sekarang masih ada saja orang tua yang dengan kata lain tidak membiarkan anaknya "sakit" (di lindungi padahal melakukan kesalahan yang fatal-red) untuk mendapatkan pelajaran dari perbuatan penyimpangan yang mereka lakukan. Anak-anak itu dibiarkan sakit demi sebuah gelar nama orang tua. Adilkah?

Rasanya pas sekali kalau aku sekalian share review aku tentang drama Korea yang bercerita tentang kehidupan keluarga di Korea. Sky Castle drama Korea keluarga yang di sutradara Jo Hyun-tak (20 episode) dibintangi oleh artis-artis Korea senior diantaranya : Yum Jung-ah, Lee Tae-ran, Yoon Se-ah, Oh Na-ra & Kim Seo-hyung.


Secara garis besar drama Korea ini adalah soal perjuangan akan impian orang tua kepada keluarganya, sejujurnya...ini memang terjadi dalam kehidupan nyata. Impian dari beberapa keluarga yang tinggal di pemukiman (semacam komplek atau cluster) elite yang para kepala keluarga dihunian tersebut adalah orang-orang hebat seperti dokter & profesor namun mereka semua hanya memikirkan nama besar, barang bermerk demi status sosial mereka sampai nilai belajar anak yang bagus saja untuk menunjang martabat serta kedudukan sosial mereka tanpa peduli cara apa yang digunakan. Bisa dibilang menghalalkan segala cara agar apa yang di impikan bisa terwujud.

Di drama Korea SKY CASTLE ini diceritakan kerasnya dunia pendidikan di Korea, bayangkan moms untuk masuk Universitas Kedokteran, demi mencapai nilai bagus anak-anak diwajibkan untuk ikut kelas tambahan sampai larut malam bahkan disaat liburan, anak-anak dituntut untuk terus sehat staminanya untuk terus belajar walaupun beberapa dari mereka sebenarnya kurang nyaman & butuh istirahat, tapi mereka mau tidak mau harus melakukan itu demi mencapai tujuan mendapat nilai bagus, lalu bisa masuk universitas ternama & bisa membuat orang tua bangga & bahagia. 

Kenakalan-kenakalan yang mereka lakukan tidak terlihat oleh orang tua mereka & malah di lindungi oleh keluarga hanya karna demi nama baik keluarga. Padahal yang mereka butuhkan bukan itu. Efek dari rasa kekhawatiran orang tua yang takut akan nasib yang seharusnya anak-anak mereka alami adalah itu yang sebenarnya harus mereka rasakan, bukan malah dibenarkan. Di cerita ini di ceritakan bagaimana sulitnya anak-anak mendapatkan kenyamanan dalam belajar, mereka hanya butuh cara belajar yang nyaman. Menjadi dokter atau bisa masuk Universitas ternama bukan keinginan mereka sebenarnya, disini diceritakan perjuangan anak-anak untuk membahagiakan orang tua mereka, sampai salah satu dari mereka terlibat kenakalan remaja, menjadi salah satu orang yang di blacklist salah satu Universitas Ternama di luar negeri.

Mereka para orang tua makin berambisi dengan impian masing-masing. Tanpa mereka sadari sesungguhnya ambisi mereka membahayakan mental bagi jiwa anak-anaknya. Sebenarnya ini terjadi karna mereka sendiri para orang tua belum bisa melupakan, memaafkan, mengikhlaskan kejadian di masa lalu mereka. Ambisi mereka akan impian mereka sungguh berbahaya. Segala cara mereka lakukan dengan niat baik agar kehidupan anak-anak mereka lebih bahagia dari mereka, tapi mereka lupa anak-anak mereka adalah manusia juga, titipan dari Tuhan yang patut kita jaga dengan ikhlas. Anak-anak harus belajar dari kesalahan yang mereka buat, bukan malah menutupi kesalahan mereka & seolah semua bisa diselesaikan dengan jalan damai, tanpa orang tua sadari dampak negatif dari kenyamanan yang diberikan membuat anak memudahkan segala hal, sampai tidak mempunyai rasa empati & sopan santun kepada sesama manusia.


Cerita di serial SKY CASTLE barusan kurang lebih sama secara garis besar dengan berita yang hangat yang sedang terjadi. Banyak sekali sekarang kelakuan remaja yang menyimpang, yang mudahnya saling menyakiti, menganggap remeh, tidak kenal lagi sopan santun sampai merasa paling benar diantara yang lain, mereka dengan mudahnya acuh karna ada kekuatan besar dari orang tua mereka yang pasti bisa menyelesaikan semua dengan mudah, padahal tidak seperti itu. Banyak sekali anak-anak yang menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah tanpa memikirkan dampak dari tindakan kekerasan yang mereka lakukan. Semua itu adalah efek dari segala kemudahan yang kita sebagai orang tua berikan, siapa yang harus disalahkan disini? GURU? BUKAN...coba moms liat beberapa berita di televisi, sudah berapa banyak GURU mereka sendiri yang mereka rundung, sungguh sangat ironi mom :(

Jangan salahkan teknologi. Kalau kita sebagai orang tua berandil besar untuk mengatur semuanya tidak selalu memberikan kemudahan & memanjakan anak, mereka pasti bisa menjadi anak-anak yang bisa mengatur semuanya dengan baik & menghormati sesama.

Semuanya kembali lagi ke orang tua, bagaimana kita mendidik mereka dirumah sedari kecil, tanpa di sadari kita sebagai orang tua sendirilah yang membuat anak kita sakit dengan memanjakan mereka, dengan membantu mereka dari mulai mengerjakan PR, membantu semua pekerjaan beberes rumah walaupun sudah ada asisten rumah tangga, mengabulkan segala keinginan mereka tanpa mereka tau caranya berjuang mencapai keingian mereka. Yang mereka butuhkan bukan hanya barang-barang mewah atau sekolah terbaik saja. Yang benar-benar mereka butuhkan hanyalah kasih sayang tulus sebagai orang tua, saling berbincang, saling perduli, saling mendukung & yang lebih penting adalah faktor agama. Jika dari kecil kita sudah mengajarkan keimanan kepada mereka, dengan selalu mengingat untuk selalu bersyukur bahwa semua ini ada peran besar dari TUHAN, bagaimana kita membentuk keimanan mereka, ini PR yang sulit, jika itu landasan utama, aku rasa moms mereka pasti punya banyak ketakutan akan hidup.

That's way aku ibu-ibu yang jarang bahkan tidak pernah sharing tentang parenting, karna aku pribadi merasa belum bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anak. Masih banyak kekuranganku, itu juga alasan aku untuk mulai jarang sharing foto mereka sendiri atau sharing kegiatan yang sedang mereka jalani.

Menjadi orang tua itu tugas mulia, karna kita menghasilkan seseorang yang berguna bukan hanya untuk keluarga tapi bagi masyarakat juga. Mereka penerus keluarga kita. Jangan hanya semata-mata demi nama baik keluarga kita menghancurkan masa depan mereka. Jangan sampai kita menciptakan generasi kurang realistis, membiarkan mereka "sakit" dengan membantu yang seharusnya menjadi tugas mereka, jangan biarkan mereka tumbuh terlena didunia maya tanpa perduli lagi dengan sopan santun & tidak manusiawi. PR kita bersama para orang tua untuk menciptakan anak-anak yang santun, mengenal artinya saling menghargai karna tumbuh dari cinta, kasih sayang yang tulus.


See you soon moms
#yabeginidehibuibu

Comments

Popular posts from this blog

Era Digital dimata amam Ana ^^

Semua serba mudah & cepat. Semua hal bisa dilakukan hanya dengan handphone. Ngga ada alasan untuk ngga belanja bulanan, sekarang jamannya serba online, moms semua tetap bisa belanja bulanan walaupun dari rumah. Tidak ada alasan untuk ngga bisa pergi jauh karna kesulitan dengan masalah transportasi, jasa transportasi saat ini sudah lengkap dari mulai ojek online, taxi online, sampai mobil box untuk angkut semua packingan barang pindahan kita pun ada. Mau perawatan seperti disalon ngga perlu repot pergi ke salon, aplikasi jasa treatment salon pun saat ini ada, ngga punya tenaga lebih untuk membersihkan rumah, jangan sedih moms jasa bersih-bersih pun lengkap tersedia, dari mulai jasa membersihkan Ac, sofa, sampai hewan peliharaan. Bersyukur sekali bisa merasakan semua kemudahan ini berkat peran digital yang semakin berkembang di Indonesia. Peran digital pun juga sudah mempengaruhi perekonomian bangsa, banyak akhirnya tercipta lapangan pekerjaan bagi masyarakat mulai dari menjadi dr

Dumbo - Review Film

Sayangilah keluargamu & Jangan takut untuk bermimpi, iya...itu pesan yang aku tangkap dari film DUMBO ini. Film keluarga yang mempunyai pesan moral kehidupan yang bagus, senang sekali bisa ajak mas & mba sama-sama nonton film ini. Di film ini diceritakan impian sederhana dari seekor gajah yang special karna kekurangannya, keinginan terbesarnya hanyalah ingin bersama ibunya :* Dumbo terlahir dari ibu gajah yang menjadi anggota sirkus, dia special karna memiliki kelainan fisik namun tidak patah semangat membuktikan kepada orang-orang sekitar kalau dia special. Iya justru kekurangannya yang membuat dia mempunyai kelebihan yang bahkan gajah yang lainpun tidak memilikinya. Perjuangannya untuk menjadi special adalah karna dukungan orang-orang sekitar yang menyayanginya dengan tulus yang mampu mewujudkan impiannya. Aaahhhh... sempet berkali-kali berkaca-kaca Karna ternyata mamas menangkap pesan dari film itu, berkali-kali dia ngomong "kasian ya amam DUMBOny