Skip to main content

PH Menemaniku Melawan Vonis.


Tahun 2014 menjadi titik balik kehidupanku. Disaat seharusnya aku sedang menikmati kebahagiaan menjadi seorang ibu, seharusnya saat itu aku sedang sibuk berbahagia merawat anak serta suamiku, namun Sang pencipta punya rencana lain, ya...aku terdiagnosa Cardiomyophati Peripartum yaitu pembekakan jantung pasca melahirkan. Pembekakan dikaki dan rasa sesak yang makin hari makin kurasakan sakitnya ternyata menjadi salah satu indikasi adanya ketidakberesan pada kinerja jantungku. Berutung saat itu aku bisa segera ditangani dan mendapatkan perawatan yang tepat.

Terapi cairan untuk menguras cairan didalam tubuhku ini aku jalani, luka jaitan saat melahirkan mamas belum kurasan kering dan pulihnya namun sudah harus kembali dipasang cateter demi kelancaran proses terapi cairan ini. Sudah ada lagi rasa sakit yang kurasa, saat itu usia mamas belum seminggu dan hal yang sangat ingin aku lakukan hanya memeluknya secepatnya, dengan sangat berat hati aku harus menjalankan perawatan selama kurang lebih dua minggu. Namun proses perawatan kesehatanku tidak berhenti, setelah dirawat aku punya jadwal khusus sebulan satu kali untuk menjalankan perawatan kondisi kesehatanku, kontrol sekalian tebus obat karna memang setiap harinya aku tidak berhenti meminum obat. Sungguh menyedihkan.

Aku merasa sangat sedih pada saat itu, seperti sedang jatuh dijurang, kutertatih....masih bertanya namun mencoba bangkit, tapi terus bertanya...kenapa aku tidak bisa sebahagia teman-temanku yang lain yang sepertiku, berbahagia menikmati peran menjadi ibu di awal-awal tahun pernikahan. Merawat anak serta suami tercinta dirumah, sesimple itu impianku pada saat itu. Namun kenyataannya impian sederhanaku ini harus di simpan sementara sampai kondisi kesehatan ini stabil kembali. Ya....berat, sedih namun harus terus dijalani proses hidup ini. Sampai saat itu di tahun 2015 usai menjalani perawatan dua minggu karna kondisi kesehatanku terganggu yang berakibat kinerja jantungpun menjadi tak stabil, malam itu aku dan suami berangkat ke IGD agar rasa sakit di dadaku ini teratasi. Dengan hasil observasi di IGD dan setelah menjalani enam hari perawatan aku terdiagnosa Pulmonary Hypertension, ya...pada hari itu sampai saat ini aku terdaftar menjadi salah satu member satu pasien di Rumah Sakit Langgananku.

Setelah terdiagnosa ada hal-hal yang tidak lagi sama dan tidak bisa berubah, banyak kebiasaan ku harus aku tinggalkan, dari mulai pembatasan cairan yang masuk setiap harinya sampai tidak boleh lagi mengkonsumsi sayuran hijau. Wow... sungguh kesulitan awalnya, dengan ibu satu balita dengan beragam masalah baru yang aku temui sebagai seorang ibu dan istri, belum lagi masalah lain diluar kesehatan yang harus juga diperhatikan dan terus aku jalani. Aku sungguh kesulitan pada saat itu. Momok menakutkan para tetangga dan ibu-ibu muda sekitar yang mengira bahwa aku terdiagnosa penyakit mematikan serta menular. Akupun mulai menarik diri dari pergaulan. Menjadi lebih tertutup. Saat itu aku benar-benar sedih, namun sedihku harus aku simpan di ruang terdalam lubuk hati ini, karna mamas saat itu sedang lucu-lucunya, mamas harus tetap melihat amamnya bahagia. Alhamdulillah mamas tumbuh sehat dan suami juga semangat bekerja membangun karirnya pada saar itu. 


Aku menikmati peranku, menikmati peran menjadi ibu dengan kondisi PH yang belum stabil, harus mengkontrol semua ketidakbisaan ini. Menjaga semua aman terkendali, walaupun dilubuk hati terkecilku ada secuil kesedihan yang kusimpan rapat. Perlahan namun pasti aku bisa melewati semua dengan bantuan keluarga yang selalu siaga membantu dan mendoakan ku sampai sekarang ini.
Diumur mamas hampir dua setengah tahun aku merasa keanehan lagi, aku berfikir pada saat itu semua ini dikarenakan efek dari konsumsi obat pengencer darah yang setiap malam aku konsumsi. Iyaa...sampai sekarang memang aku mengkonsumsi obat pengencer darah untuk menghindari adanya pengentalan di aliran paru-paru yang mengakibatkan tekanan tinggi dan nantinya kondisi jantungku akan kembali terganggu. Saat itu aku berfikir semua seperti sebelumnya, tidak ada gangguan kesehatan yang berarti, namun...lagi-lagi Sang Pencipta punya rencana yang berbeda, aku dinyatakan positif hamil dengan kondisi sebagai seorang PHsurvivor. Hal yang paling dilarang terjadi padaku dan aku hanya bisa menangis meratapi nasibku, sedihh sudah pasti, tapi apakah kata kenapa juga pantas kutanyakan pada Sang Pencipta?? Ini adalah rezeki juga dari Sang Pencipta yang pasti Dia percaya bahwa in syw Allah aku dan suami bisa merawat mba di dunia.

Saat itu mba sudah lebih dari lima belas minggu didalam rahimku. Resikonya pada saat itu sama seperti aku melanjutkan melahirkan mba, dibutuhkan banyak pengorbanan dan akupun pasrah dengan segala vonis yang sudah beberapa teman-teman PHku katakan. Entah kenapa aku yakin pada saat itu aku dan mba bisa sama-sama saling memeluk dan kami akan hidup berbahagia bersama Ayah dan mamas. Aku yakin dengan segala ketidakbiasaan proses aku dan mba tetap menjalani semuanya. 

Memang berat dan penuh perjuangan tapi aku yakin semua keresahan aku untuk bisa bahagia bersama belahan jiwaku pasti Sang Pencipta kabulkan. Pada saat mengandung mba, jadwal ketemu dengan dokter Obgyn nya memang lebih sering yaitu dua minggu sekali, usg juga lebih lengkap dan hampir sebulan sekali untuk memastikan semua organ mba tidak mengalami kekurangan. Hanya satu vonis mba saat itu, karna aku masih minum obat jantung diawal sebelum mba terbukti keberadaannya dirahimku, mba sudah terlanjur juga mengkonsumsi, mba di vonis pendengarannya sedikit terganggu itu menurut dokter jantungku. Beda lagi vonis dari teman-teman group PHku, mereka memvonis aku akan bernasib sama seperti beberapa orang dari mereka, salah satu dari kami akan mengalah, begitupun vonis dari dokter anesthesi ku. Singkat cerita aku sampai diwaktu seminggu sebelum mba lahir, semua sudah dipersiapkan termasuk mental ini. 

Aku yakin entah kenapa saat nanti operasi secio berlangsung kondisi PHku stabil, dan mba tumbuh sehat nantinya....

((DUA TAHUN KEMUDIAN))

Masya Allah Tabarakallah saat ini yang aku sedang menikmati me time disiang hari dengan menulis konten ini disamping mas dan mba yang sedang pulas tidur siang, keadaan rumah pun aman terkendali. Kegiatan menulis kisah ceritaku menjadi salah satu kegiatan yang paling kusukai saat me time, bukan bermaksud bertabaruj atau pamer namun sungguh ingin memberikan pembuktian serta semangat kepada semua moms yang dalam masa kesulitan, jangan kuatir, terus berusaha, banyak berdoa dan percaya dengan semua mimpi moms, apapun itu. Sang Pencipta sangat baik, Dialah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita dan selalu percaya semesta akan membantu kita :)

See you soon moms :*


#Storyofmylife
#PHsurvivor
#yabeginidehibuibu
#PHkuMenemanikuMelawanVonis

Comments

Popular posts from this blog

MATOA PILIHANKU

Waktu ada diantara kita, terus menemani kita dalam keadaan apapun setiap harinya. Waktu terus berjalan pertanda akan adanya kehidupan. Karena saking pentingnya sebagai pengingat waktu kita membutuhkan jam. Dimanapun ada fitur jam, handphone, laptop, TV sampai dinding disemua ruangan termasuk toilet ada jam. Karna kepentingan akan waktu memang penting jam tanganpun menjadi salah satu item tambahan yang banyak dijadikan koleksi oleh semua kalangan. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Diantara semua model jam tangan aku lebih tertarik dengan jam tangan yang sportif. Warnapun lebih suka warna netral. Tapi kali ini aku jatuh cinta sama handmade jam tangan yang unik karna hasil kearifan lokal.1 Local brand dari pengrajin didaerah Ciwidey asal mula jam MATOA tercipta. Pertama kali lihat banner iklan MATOA ini di feeds Instagram, aku langsung jatuh hati dan ingin sekali mempunyai salah satu dari semua konsep yang antimainstream ini. Yang makin aku yakin menjatuhkan pilihan ...

SKY CASTLE (Review Drama Korea)

Beberapa hari ini hati merasa sedih resah karna berita hangat yang lagi banyak diperbincangkan kasus kekerasan yang dilakukan sekelompok remaja perempuan kepada seorang remaja lain. Ironi ya moms... kasus ini sempat berujung damai dikarenakan salah satu dari para pelaku anak dari seseorang yang punya pengaruh besar di Pontianak. Lagi-lagi keresahanku makin menjadi karna sampai sekarang masih ada saja orang tua yang dengan kata lain tidak membiarkan anaknya "sakit" (di lindungi padahal melakukan kesalahan yang fatal-red) untuk mendapatkan pelajaran dari perbuatan penyimpangan yang mereka lakukan. Anak-anak itu dibiarkan sakit demi sebuah gelar nama orang tua. Adilkah? Rasanya pas sekali kalau aku sekalian share review aku tentang drama Korea yang bercerita tentang kehidupan keluarga di Korea. Sky Castle drama Korea keluarga yang di sutradara Jo Hyun-tak (20 episode) dibintangi oleh artis-artis Korea senior diantaranya : Yum Jung-ah, Lee Tae-ran, Yoon Se-ah, Oh Na-ra ...

The Power of "MAAF"

Sebelumnya mohon maaf ya mom's jika tulisan aku kali ini bernuansa nyinyir atau ngejleb dihati, tapi memang nulisnya pake hati jadi penyampaiannya in sya Allah sampai ke hati, hihihihihi.... :D Tidak ada maksud apapun dari tulisan ini, semoga semua yang baca bisa sama-sama belajar & teredukasi dari kata pendek Maaf yang berdampak luar biasa besar untuk hari-hari ke depan. Menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata MAAF adalah pembebasan seseorang dari hukuman (denda, tuntutan & sebagainya) karena suatu kesalahan. Ehm..jadi maaf berbanding lurus dengan salah. Adanya permohonan maaf pasti diawali dari kesalahan. Lalu jika sudah melakukan salah tapi ngga mau minta maaf gimana ya mom's?? Mungkin mom's juga pernah merasakan hal semacam ini? misal..ada yang berbuat kesalahan dengan mom's namun tidak ada permohonan maaf, seperti angin lalu saja..pergi begitu saja tanpa rasa. Rasa enggan, malu, ngga enak atau rasa canggung pun tidak terlihat, santai saja. Berl...